Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam
menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam
perwujudan profil pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dalam pendidikan abad ke-21. Tantangan yang dihadapi seperti keragaman
budaya, suku, ras, religiusitas dan agama. Keragaman tersebut dapat
mempengaruhi karakter setiap masyarakat tentu berpotensi menimbulkan konflik
sosial. Hal ini disebabkan seluruh elemen hidup berbangsa memiliki peranan dan
tanggung jawab untuk menjaga kesatuan dalam perbedaan atau
kebhinekatunggalikaan sebagai identitas kultural dan politik bangsa (Pedersen,
2016). Tantangan selanjutnya adalah dinamika menegaskan kebhinekatunggalikaan
menjadi identitas moral atau karakter setiap warga Indonesia. Kesadaran akan
kesamaan nilai-nilai moral yang berakar dari keyakinan agama yang berbeda-beda
merupakan jembatan untuk membangun kehidupan bersama yang adil, bersaudara dan
berdamai (Kusuma & Susilo, 2020). Menjaga kesatuan, melestarikan
kemajemukan, meningkatkan persaudaraan dan mengakarkan jiwa kesetiakawanan
perlu ditanamkan di dalam keluarga dan proses pendidikan seumur hidup secara formal
dan informal.
Implementasi dalam penerapan profil pelajar Pancasila
kurang optimal sebab terdapat bermacam hambatan yang menimbulkan minimnya
sesuatu uraian yang diinformasikan oleh pendidik, antara lain terbatasnya waktu
aktifitas belajar mengajar, substansi pelajaran yang sedikit, terbatasnya ilmu
teknologi yang dicoba oleh pendidik, perhatian pelajar yang sangat kurang
terhadap mata pelajaran dan sebagainya, juga terdapat implikasi terhadap
pembuatan karakter atau ketahanan individu partisipan didik ataupun peserta didik
(Kahfi, 2022). Kemudian, terdapat tantangan seperti hedonism, memudarnya rasa
nasionalisme dan patriotisme dan memudarnya sikap sopan santun. Dengan
demikian, pemecahan alternatif terhadap hambatan yang dialami dalam pembuatan
pelajar Pancasila selaku mengikutsertakan guru mata pelajaran penggerak,
dilaksanakan program pembiasaan, keteladanan, tutorial serta pendampingan oleh
guru BK ataupun guru mata pelajaran mencoba program kerjasama serta koordinasi
dengan guru mata pelajaran lain, serta lebih mendisiplinkan aktivitas yang
efisien. Hal tersebut dimaksudkan agar profil belajar Pancasila dapat terwujud
dengan baik dan mampu menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada peserta
didik di abad ke-21 ini. Adapun upaya untuk mempertahankan dengan menerapkan
nilai-nilai Pancasila juga dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dapat dilakukan dengan menanamkan rasa cinta tanah air dan kesatuan
serta memanfaatkan situs jejaring sosial.
Penyempurnaan pendidikan karakter Menteri Pendidikan
dan kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah menjadikan profil
pelajar Pancasila sebagai salah satu visi dan misi kemendikbud sebagaimana
tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang rencana strategis
kementrian Pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024. Adapun yang melatar
belakangi munculnya profil pelajar Pancasila adalah kemajuan pesat teknologi,
pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia
kerja masa depan dalam bidang pendidikan pada setiap tingkatan dan bidang
kebudayaan. Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama : beriman bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkhibenikaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Keberadaan profil pelajar Pancasila ini diharapkan
berjalan dengan lancar dan terealisasi dengan baik sehingga menghasilkan
pelajar-pelajar Indonesia yang berakhlak mulia, memiliki kualitas yang dapat
bersaing secara nasional maupun global, mampu bekerja sama dengan siapa pun dan
dimana pun, mandiri dalam melaksanakan tugasnya, memiliki nalar yang kritis,
serta mempunyai ide-ide kreatif untuk dikembangkan. Tentu untuk tercapainya
cita-cita tersebut harus ada kerjasama juga dari pihak pelajar seluruh Indonesia.
Pelajar Indonesia harus punya motivasi tinggi untuk maju dan berkembang menjadi
pelajar yang berkualitas internasional denga karakter nilai kebudayaan lokal.
Perwujudan profil pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dalam pendidikan abad ke-21 dalam ekosistem sekolah khususnya ruang kelas
adalah dengan melakukan pembiasaan yang didasari dari keputusan kepala BSKAP
nomor 009/H/KR/2022 tentang dimensi, elemen dan subelernen profil pelajar
Pancasila pada kurikulum merdeka.
Adapun enam dimensi profil pelajar Pancasila terdiri
dari: 1) beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia, 2)
mandiri, 3) bergotong royong, 4) berkebhinekaan global, 5) bernalar kritis dan
6) kreatif.
- Pada elemen beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah, berdasarkan agamanya masing-masing, membiasakan peserta didik untuk melakukan do’a sebelum dan sesudah memulai aktivitas belajar.
- Pada elemen berkebhinekaan global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal pada mata pelajaran lain, melaksanakan peringatan hari besar nasional seperti memakai baju adat saat hari peringatan sumpah pemuda. Selain itu, membentuk kelompok belajar tanpa membedakan ras, agama dan budaya.
- Pada elemen bergotong-royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu melakukan kegiatan bersih-bersih secara bersama, melakukan pembelajaran dengan metode diskusi.
- Pada elemen mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu memberikan peserta didik tugas mandiri, memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti OSIS, MPK, serta ekstrakulikuler lainnya.
- Pada elemen bernalar kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu guru dapat melaksanakan pembelajaran mengasah kemampuan berpikir kritis peserta didik seperti pembelajaran berbasis masalah.
- Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu guru dapat memberikan tugas mengasah kemampuan berpikir kreatif peserta didik seperti meminta peserta didik untuk membuat tugas proyek berdasarkan minatnya.
Referensi
Kahfi,
Ashabul (2022). Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Karakter Siswa di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Dasar.
5(2) : 138-151.
Kusuma,
Jamaludin Hadi & Sulistiyono Susilo. (2020). Intercultural and Religious
Sensitivity among Young Indonesian Interfaith Groups. Religions. 11(26):
3-22.
Pedersenm
Lane. (2016). Religious Pluralism in Indonesia. The Asia Pacific Journal
of Anthropology. 17(5): 387-398. https://doi.org/10.1080/14442213.2016.1218534.
No comments:
Post a Comment