Tuesday, December 26, 2023

AKSI NYATA TOPIK 4

Zella Yentri Anisa
Bidang Studi Matematika Rombel A
PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Riau


Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam perwujudan profil pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21. Tantangan yang dihadapi seperti keragaman budaya, suku, ras, religiusitas dan agama. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi karakter setiap masyarakat tentu berpotensi menimbulkan konflik sosial. Hal ini disebabkan seluruh elemen hidup berbangsa memiliki peranan dan tanggung jawab untuk menjaga kesatuan dalam perbedaan atau kebhinekatunggalikaan sebagai identitas kultural dan politik bangsa (Pedersen, 2016). Tantangan selanjutnya adalah dinamika menegaskan kebhinekatunggalikaan menjadi identitas moral atau karakter setiap warga Indonesia. Kesadaran akan kesamaan nilai-nilai moral yang berakar dari keyakinan agama yang berbeda-beda merupakan jembatan untuk membangun kehidupan bersama yang adil, bersaudara dan berdamai (Kusuma & Susilo, 2020). Menjaga kesatuan, melestarikan kemajemukan, meningkatkan persaudaraan dan mengakarkan jiwa kesetiakawanan perlu ditanamkan di dalam keluarga dan proses pendidikan seumur hidup secara formal dan informal.

Implementasi dalam penerapan profil pelajar Pancasila kurang optimal sebab terdapat bermacam hambatan yang menimbulkan minimnya sesuatu uraian yang diinformasikan oleh pendidik, antara lain terbatasnya waktu aktifitas belajar mengajar, substansi pelajaran yang sedikit, terbatasnya ilmu teknologi yang dicoba oleh pendidik, perhatian pelajar yang sangat kurang terhadap mata pelajaran dan sebagainya, juga terdapat implikasi terhadap pembuatan karakter atau ketahanan individu partisipan didik ataupun peserta didik (Kahfi, 2022). Kemudian, terdapat tantangan seperti hedonism, memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dan memudarnya sikap sopan santun. Dengan demikian, pemecahan alternatif terhadap hambatan yang dialami dalam pembuatan pelajar Pancasila selaku mengikutsertakan guru mata pelajaran penggerak, dilaksanakan program pembiasaan, keteladanan, tutorial serta pendampingan oleh guru BK ataupun guru mata pelajaran mencoba program kerjasama serta koordinasi dengan guru mata pelajaran lain, serta lebih mendisiplinkan aktivitas yang efisien. Hal tersebut dimaksudkan agar profil belajar Pancasila dapat terwujud dengan baik dan mampu menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik di abad ke-21 ini. Adapun upaya untuk mempertahankan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila juga dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan menanamkan rasa cinta tanah air dan kesatuan serta memanfaatkan situs jejaring sosial.

Penyempurnaan pendidikan karakter Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah menjadikan profil pelajar Pancasila sebagai salah satu visi dan misi kemendikbud sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang rencana strategis kementrian Pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024. Adapun yang melatar belakangi munculnya profil pelajar Pancasila adalah kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia kerja masa depan dalam bidang pendidikan pada setiap tingkatan dan bidang kebudayaan. Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama : beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkhibenikaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Keberadaan profil pelajar Pancasila ini diharapkan berjalan dengan lancar dan terealisasi dengan baik sehingga menghasilkan pelajar-pelajar Indonesia yang berakhlak mulia, memiliki kualitas yang dapat bersaing secara nasional maupun global, mampu bekerja sama dengan siapa pun dan dimana pun, mandiri dalam melaksanakan tugasnya, memiliki nalar yang kritis, serta mempunyai ide-ide kreatif untuk dikembangkan. Tentu untuk tercapainya cita-cita tersebut harus ada kerjasama juga dari pihak pelajar seluruh Indonesia. Pelajar Indonesia harus punya motivasi tinggi untuk maju dan berkembang menjadi pelajar yang berkualitas internasional denga karakter nilai kebudayaan lokal. Perwujudan profil pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dalam ekosistem sekolah khususnya ruang kelas adalah dengan melakukan pembiasaan yang didasari dari keputusan kepala BSKAP nomor 009/H/KR/2022 tentang dimensi, elemen dan subelernen profil pelajar Pancasila pada kurikulum merdeka.

Adapun enam dimensi profil pelajar Pancasila terdiri dari: 1) beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong royong, 4) berkebhinekaan global, 5) bernalar kritis dan 6) kreatif.

  1. Pada elemen beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah, berdasarkan agamanya masing-masing, membiasakan peserta didik untuk melakukan do’a sebelum dan sesudah memulai aktivitas belajar.
  2. Pada elemen berkebhinekaan global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal pada mata pelajaran lain, melaksanakan peringatan hari besar nasional seperti memakai baju adat saat hari peringatan sumpah pemuda. Selain itu, membentuk kelompok belajar tanpa membedakan ras, agama dan budaya.
  3. Pada elemen bergotong-royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu melakukan kegiatan bersih-bersih secara bersama, melakukan pembelajaran dengan metode diskusi.
  4. Pada elemen mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu memberikan peserta didik tugas mandiri, memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti OSIS, MPK, serta ekstrakulikuler lainnya.
  5. Pada elemen bernalar kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu guru dapat melaksanakan pembelajaran mengasah kemampuan berpikir kritis peserta didik seperti pembelajaran berbasis masalah.
  6. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu guru dapat memberikan tugas mengasah kemampuan berpikir kreatif peserta didik seperti meminta peserta didik untuk membuat tugas proyek berdasarkan minatnya.


Referensi

Kahfi, Ashabul (2022). Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap Karakter Siswa di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Dasar. 5(2) : 138-151.

Kusuma, Jamaludin Hadi & Sulistiyono Susilo. (2020). Intercultural and Religious Sensitivity among Young Indonesian Interfaith Groups. Religions. 11(26): 3-22.

Pedersenm Lane. (2016). Religious Pluralism in Indonesia. The Asia Pacific Journal of Anthropology. 17(5): 387-398. https://doi.org/10.1080/14442213.2016.1218534.

 


No comments:

Post a Comment

AKSI NYATA TOPIK 4

Zella Yentri Anisa Bidang Studi Matematika Rombel A PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Riau